19 Agustus 2008

Serdadu berlutut, Lawan pun takluk

Kisah ini terjadi pada tahun pertama pendudukan Amerika Serikat (A.S.) di Irak pada beberapa tahun yang lalu. Pada suatu hari Jumat, ratusan penduduk sipil Irak pergi ke masjid untuk bersembahyang. Para serdadu Amerika yang tidak memahami praktik-praktik agama Islam, menghentikan mereka di tengah jalan, yang langsung memicu reaksi keras. Kedua belah pihak ketakutan.

Mula-mula, sebagai upaya menakut-nakuti orang-orang Irak itu, para serdadu A.S. melepaskan tembakan ke atas. Akan tetapi, hal ini tidak mendinginkan suasana. Kedua belah pihak justru menjadi tegang. Namun kemudian, perwira A.S. yang bertugas membuat sebuah keputusan yang luar biasa, setelah ia menyadari bahwa orang-orang Irak ini hanyalah penduduk biasa yang sedang dalam perjalanan untuk bersembahyang, dan bukannya orang-orang yang membahayakan mereka.

Perwira ini memerintahkan para serdadunya untuk berlutut dan mengambil sikap seperti orang yang sedang bersembahyang. Ketegangan segera mengendur ketika para penduduk sipil melihat tindakan ini, tindakan yang berbicara dalam bahasa yang lebih kuat daripada kata-kata [atau pun tembakan]. Tindakan itu adalah eskpresi dari simpati dan kepedulian manusia.

Kisah itu menunjukkan bahwa kepedulian dan kasih dikenali dengan segera sebagai alat komunikasi antarmanusia meskipun dalam keadaan yang keras.

--Sumber: (maaf, aku lupa dari mana aku mengambilnya; kalau kau tahu, beritahu dong!)

0 komentar:

cerita « WordPress.com

Koran Republika :: Dialog Jumat

BBCIndonesia.com - Laporan Mendalam

Home | About Me | Contact

Copyright © 2008 - M Shodiq Mustika

Header Image credit: adapted from Memoirs of a Geisha Wallpapers

  © 2009 True Story template by M Shodiq Mustika

Back to TOP